Anything For You

Halooo ini cerita pertama! Fyi, cerita ini terinspirasi dari lagu Sleeping With Sirens - F**k You. Go listen to that song, you wont regret it. Dan mungkin ada yang pernah baca cerita ini karena cerita ini pernah gue share di grup line dan di wattpad.

Happy Reading!

♡♡♡♡♡

"Bisakah kita bertemu sekarang? Aku merindukanmu."

"Apa yang kamu inginkan?" tanyaku dengan suara penuh kelembutan pada gadisku di sana.

"Aku mau tas gucci keluaran terbaru." ku dengar ia terkikik senang di sana.

"Baiklah, akan ku belikan. See ya" ucapku lalu segera menutup telepon.

Aku memakai masker lalu mengeluarkan pisau dari saku. "Sudah siap menjemput ajal, tuan-tuan?" tanyaku sambil menyeringai menatap 5 pria yang siap aku bawa ke neraka. Mereka para pejabat pemakan uang rakyat menatapku dengan takut-takut. Namun aku tidak peduli.

***
"Sudah saya selesaikan, pak."

Aku mengangguk walaupun aku yakin orang yang ku telepon tidak melihatnya. "Baik, saya akan memeriksanya segera. Terima kasih banyak."

Aku kembali menutup telepon lalu menghubungi gadisku. "Halo, sayang, aku sudah transfer 50 juta ke rekeningmu."

"Kamu yang terbaik! I love you."

"Love you more. Jam 7 aku jemput, ya?"

"Aku sibuk, Dav. Bisakah besok saja kita bertemu?"

"Baiklah." Lagi-lagi aku menurutinya. Apakah aku terlihat seperti pria bodoh?

Aku menatap pisau yang sudah ku cuci bersih setelah ku gunakan untuk kepentingan pekerjaanku. Ya, aku adalah seorang pembunuh bayaran. Apa yang bisa diharapkan dari pria tamatan SD yang dibuang ke jalanan? Sudah untung ada seorang pria baik hati yang menawarkan pekerjaan menggiurkan seperti ini.

Tiba-tiba aku terbayang akan wajah gadisku. Dia adalah satu-satunya orang yang menerimaku. Namun, dia tak pernah tau pekerjaan apa yang digeluti kekasihnya ini. Memikirkannya saja membuatku merindukannya. Ah, lebih baik aku ke apartemennya saja. Masa bodoh dengan kesibukannya!

***

Dan di sinilah aku. Berdiri dengan kaku melihat pemandangan yang sangat menyakitkan. Gadisku. Dengan. Pria. Lain. Di apartemennya.

"Dav? A-apa itu kau?"

Oh, rupanya kau menyadari kehadiranku, ya?

"Dav! Ini tidak seperti yang kau bayangkan."

Apa? Memang kau tau apa yang aku bayangkan sekarang, gadisku?

"Dav.."

Kau masih punya keberanian memanggilku dengan nada lembutmu itu? J*l*ng!

"Ashley.. Siapa dia?"

Kau yang siapa, keparat!

"Ken, dia pria yang aku ceritakan tadi." Gadisku menatap pria brengsek bernama Ken itu dengan lembut. Sama seperti apa yang ia selalu lakukan kepadaku. Jadi dia melakukannya pada setiap pria? Benar-benar seorang j*l*ng!

"Jadi, dia pria yang kau peras itu, hm? Dasar wanita murahan."

"Tapi, kau tetap mencintaiku, kan? Ken?"

"Tentu saja, Ashley."

Kesabaranku sudah habis. Aku mengeluarkan pistolku yang selalu ku bawa bersama dengan pisau kesayanganku lalu mengarahkannya pada mereka. Dan terdengar jeritan menyakitkan dari mereka saat peluru menembus tepat di jantung keduanya.

"Apapun akan ku berikan, Ashley. Apapun. Tak terkecuali peluru itu." Aku tertawa hambar sambil menatap gadisku dengan penuh cinta. "Aku mencintaimu, Ashley. Kau tau itu, kan?"

"K...kau.. Psikopat!" Ashley menatapku penuh kebencian. Bahkan saat masa sekaratnya ini, ia masih berani menampakkan mata indahnya padaku. Ckck.. benar-benar gadisku.

"Hm? Lalu apa dirimu? Seorang wanita murahan yang memeras uang seorang psikopat?" Aku tertawa kencang. Menertawakan diriku yang bodoh karena tertipu olehnya.

"Kau sangat kuat, ya. Bagaimana kalau aku membantumu untuk segera menjemput ajalmu?" Gumamku sambil tertawa licik.

"Kau gila!!!!"

"KAU LEBIH GILA!"

Aku mengeluarkan gunting lalu menancapkannya keras-keras di kedua bola mata indahnya, kemudian mengorek-oreknya hingga keluar, lalu aku masukkan ke dalam saku celanaku.

Setidaknya kau masih dapat memberikan satu keindahanmu padaku, Ashley...

Komentar